Perubahan fungsi tiroid cukup umum terjadi pada wanita hamil. Selama masa kehamilan terjadi peningkatan hormon estrogen dan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) Hormon kehamilan mempengaruhi kinerja dari kelenjar tiroid sehingga terjadi peningkatan distribusi hormon tiroid hingga 20-40% dimulai sejak usia kandungan 4 minggu. 

Kadar hormon tiroid yang tidak terkontrol dengan baik selama hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran, pertumbuhan janin terhambat, maupun diabetes melitus dan hipertensi saat masa kehamilan. Penting bagi Bunda melakukan deteksi dini sehingga dapat diberikan penanganan yang tepat untuk menjaga kesehatan Bunda dan Si Kecil.

Apa Itu Kelenjar Tiroid ?

Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar dalam tubuh yang berbentuk seperti kupu-kupu dan berada di area leher. Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid yang berperan penting dalam proses metabolisme tubuh dan menunjang kinerja organ lainnya. 

Saat masa kehamilan, hormon tiroid berperan dalam perkembangan otak dan sistem saraf janin. Pada trimester pertama, Si Kecil bergantung seluruhnya pada produksi hormon tiroid Bunda yang disalurkan melalui plasenta. Pada usia kandungan sekitar 12 minggu, kelenjar tiroid Si Kecil sudah mulai bekerja dengan sendirinya namun baru akan mulai menghasilkan hormon tiroid yang cukup pada saat usia kandungan mencapai 18-20 minggu.

Gangguan Tiroid Pada Masa Kehamilan

Terkadang kelenjar tiroid dapat mengalami gangguan, misal kelebihan produksi hormon tiroid (disebut Hipertiroid) maupun rendahnya hormon tiroid (disebut Hipotiroid). Apa dampak gangguan tiroid pada masa kehamilan ? Mari simak penjelasan berikut.

Hipertiroid Selama Masa Kehamilan

Hipertiroid adalah kondisi ketika produksi hormon tiroid berlebih sehingga meningkatkan fungsi dan metabolisme tubuh. Kondisi ini ditandai dengan denyut jantung yang cepat, mudah merasa panas, gemetaran, dan penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas. 

Penyebab tersering hipertiroid selama masa kehamilan adalah Penyakit Graves. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada Bunda dan Si Kecil, seperti keguguran, preeklamsia, badai tiroid, kelahiran prematur, gagal jantung kongestif, dan lainnya. 

Pada kondisi hipertiroid ringan biasanya dokter tidak memberikan obat khusus melainkan hanya obat untuk mengurangi keluhannya saja, sedangkan pada kondisi hipertiroid yang berat dokter akan memberikan obat seperti propiltiourasil (PTU) dan methimazole.

Hipotiroid Selama Masa Kehamilan

Produksi hormon tiroid yang rendah, dikenal sebagai Hipotiroid. Kondisi ini dapat menurunkan fungsi tubuh secara keseluruhan. Gejala yang dialami akibat hipotiroid yaitu rasa lelah berlebihan, mudah kedinginan, konstipasi, gangguan mengingat, serta konsentrasi menurun. 

Penyebab tersering hipotiroid selama masa kehamilan adalah Penyakit Hashimoto, yang merupakan suatu penyakit autoimun. Kondisi hipotiroid yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi, seperti preeklampsia, anemia, keguguran, dan gagal jantung kongestif. Dampak hipotiroid yang terjadi pada trimester pertama dapat menyebabkan penurunan kemampuan intelektual (IQ) dan perkembangan janin terhambat. Pada kondisi hipotiroid, dokter akan memberikan obat untuk menggantikan kinerja hormon tiroid.

Pentingnya Skrining Tiroid Saat Hamil

Pemeriksaan skrining tiroid di masa kehamilan masih menjadi suatu kontroversi karena dapat meningkatkan resiko diagnosa berlebihan, serta menambah pengeluaran biaya.  Pemeriksaan skrining tiroid direkomendasikan bagi seorang wanita yang berisiko tinggi mengalami gangguan tiroid, seperti:

  • Memiliki riwayat penyakit tiroid sebelumnya
  • Menderita diabetes melitus dan penyakit autoimun
  • Riwayat dalam keluarga ada yang menderita penyakit tiroid.
  • Riwayat menjalani terapi radiasi atau operasi di leher
  • Usia diatas 30 tahun
  • Riwayat keguguran, lahir prematur, maupun infertilitas.

Pemeriksaan skrining dapat dilakukan sejak trimester pertama kehamilan yaitu pada usia kandungan 10-14 minggu. Namun karena kadar hormon tiroid dapat berubah, maka pemeriksaan skrining juga dianjurkan pada usia kandungan 15-26 minggu. Pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan pada rentang usia kandungan 27-31 minggu, dan antara 33-39 minggu.

Dokter akan menyarankan pemeriksaan laboratorium Thyroid Stimulating Hormone (TSH), T4, T3, dan antibodi tiroid. Selain itu pemeriksaan lainnya, seperti pencitraan dengan ultrasound pada area leher, scan tiroid, dan pemeriksaan radioaktif iodin turut dapat dilakukan. Bila dokter mencurigai adanya benjolan pada kelenjar tiroid dari hasil pemeriksaan fisik maupun pencitraan, maka pemeriksaan penunjang lanjutan yang disarankan adalah pemeriksaan biopsi. Pemeriksaan biopsi dilakukan dengan cara mengambil jaringan benjolan dan diperiksa di laboratorium, sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan terjadinya keganasan pada kelenjar tiroid.

Nah itulah mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin serta peranan hormon tiroid selama masa kehamilan. Penting bagi Bunda untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala seperti yang disebutkan diatas, sehingga dapat diperiksa lebih lanjut dan mendapatkan penanganan segera.

ID-NONT-00047  Jul 2021

Categories: Artikel