Kasus hipotiroid pada perempuan lebih sering terjadi. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa kaum hawa lebih rentan pada penyakit ini. Walaupun hipotiroid dapat menyerang segala usia dan dapat menyerang laki-laki maupun wanita, namun kasus hipotiroid memang lebih sering menimpa para wanita.

Pada tubuh manusia, dapat dijumpai berbagai organ dengan fungsinya masing-masing yang berperan dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Terdapat beberapa organ yang berperan dalam memproduksi hormon untuk mengatur metabolisme tubuh, diantaranya adalah kelenjar tiroid.

Bila dijumpai kelainan pada kelenjar tiroid, maka proses metabolisme tubuh dapat terganggu.  Mengapa dari berbagai penelitian diketahui bahwa gangguan tiroid lebih sering terjadi pada wanita? Mari simak penjelasan berikut.

Apa Itu Kelenjar Tiroid?

Kelenjar tiroid terletak di bagian tengah leher yang berbentuk seperti kupu-kupu. Hormon yang diproduksi kelenjar tiroid berperan dalam proses metabolisme tubuh manusia. Bila terdapat gangguan pada kelenjar tiroid maka proses metabolisme tubuh pastinya akan terganggu. Gangguan tiroid dapat berupa perubahan bentuk kelenjar tiroid maupun perubahan fungsi kelenjar tiroid.

Gangguan Hipotiroid Pada Perempuan

Gangguan hipotiroid merupakan gangguan sistem metabolik kedua yang paling sering diderita oleh wanita. Hipotiroid merupakan suatu kondisi ketika kelenjar tiroid mengalami penurunan fungsi sehingga hormon tiroid yang diproduksi menjadi berkurang. Risiko hipotiroid pada wanita meningkat seiring dengan usia, saat masa kehamilan, setelah hamil, dan pada masa menopause.

Terdapat beberapa penyebab tersering gangguan hipotiroid, seperti kurangnya asupan iodin dan akibat gangguan autoimun (Hashimoto’s thyroiditis). Peradangan kronis pada kelenjar tiroid akibat gangguan autoimun 5-10 kali lebih sering diderita wanita dibandingkan pria. 

Gejala Hipotiroid

Penurunan hormon tiroid dalam tubuh dapat ditandai dengan berbagai gejala, seperti:

  • Mudah merasa lelah
  • Berat badan bertambah 
  • Nyeri otot
  • Mudah merasa kedinginan
  • Kulit kering
  • Rambut menipis
  • Denyut jantung melambat
  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Gangguan fertilitas
  • Gangguan tidur
  • Disfungsi seksual
  • Gangguan mengingat
  • Konstipasi
  • Pembesaran kelenjar tiroid pada leher

Pada kondisi yang normal, kelenjar pituitari di otak berfungsi untuk mengeluarkan hormon Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang dapat merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid yaitu Thyroxine (T4). Bila produksi hormon T4 berkurang, tubuh dapat menyadarinya dan memproduksi hormon TSH lebih banyak untuk meningkatkan produksi hormon T4 dari kelenjar tiroid.

Bagaimana Mendeteksi Gangguan Hipotiroid?

Untuk mendiagnosis penyakit hipotiroid pada perempuan, dokter akan melakukan wawancara dan memeriksa kondisi tubuh Anda. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang kemudian diikuti dengan pemeriksaan laboratorium. Pada kondisi hipotiroid, hasil laboratorium menunjukan kadar hormon TSH tinggi sementara kadar hormon T4 rendah.

Namun terkadang dapat dijumpai hasil laboratorium dengan kadar hormon TSH yang tinggi dan kadar hormon T4 normal, kondisi ini disebut hipotiroid subklinis. Terdapat pula kondisi lain yang disebut sebagai hipotiroid sentral, yang ditandai dengan kadar hormon T4 normal dengan kadar hormon TSH rendah, normal, atau bahkan tinggi.

Bagaimana Penanganan Hipotiroid ?

Penanganan hipotiroid pada perempuan akan disesuaikan dengan berbagai macam penyebabnya. Secara umum pengobatan hipotiroid berupa pemberian obat hormon tiroid sintetis. Pemeriksaan laboratorium seperti TSH dapat dilakukan kembali dalam kurun waktu 6-10 minggu setelah mengkonsumsi obat. Anda mungkin memerlukan pemeriksaan berkala lebih sering apabila sedang hamil, atau jika mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat mempengaruhi kerja obat tiroid.

Apabila Anda merasakan tanda atau gejala yang disebutkan diatas, konsultasikan ke dokter terlebih dahulu agar dapat diperiksa dan diberi penanganan sejak dini.

Referensi

  1. Kementerian Kesehatan RI 2015. Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid. Indonesia: Kementerian Kesehatan RI; 2015 Mei. 
  2. Dunn D, Turner C. Hypothyroidism in Women. Nurs Womens Health. 2016 Feb 1;20(1):93–8. 
  3. Chaker L, Bianco AC, Jonklaas J, Peeters RP. Hypothyroidism. Lancet Lond Engl. 2017 Sep 23;390(10101):1550–62. 
  4. American Thyroid Association. Hypothyroid [Internet]. USA : American Thyroid Association; [cited 2021 Dec 03].

ID-NONT-00081

Categories: Artikel