Pemeriksaan TSH merupakan pemeriksaan apabila terjadi kelainan pada kelenjar tiroid. Tujuannya tentu untuk mengetahui kondisi tubuh. Nilai dari TSH atau Tiroid Stimulating Hormone akan menunjukkan kondisi tiroid secara lebih akurat. Mengapa kondisi tiroid ini perlu untuk diperhatikan?

Di dalam tubuh manusia terdapat berbagai organ dan kelenjar yang berfungsi untuk menjaga kinerja tubuh agar berlangsung dengan baik. Pada bagian leher terdapat sebuah kelenjar yang disebut dengan kelenjar tiroid, yang berbentuk seperti kupu-kupu. Nah kelenjar ini memiliki pengaruh yang besar pada tubuh. Khususnya metabolisme, pertumbuhan, dan keseimbangan suhu tubuh. Dengan mengetahui kondisi tiroid dari nilai TSH, dokter dapat memberikan saran atau tindakan yang tepat sehingga kondisi tubuh bisa kembali normal.

Apa Itu TSH ?

Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid yang berperan dalam proses metabolisme, proses pertumbuhan, menjaga keseimbangan suhu tubuh, dan berbagai fungsi lainnya. Hormon tiroid yang diproduksi kelenjar tiroid, yaitu triiodothyronine (T3) dan tetraiodothyronine (T4).

Hormon TRH (Thyrotropin releasing hormone) diproduksi oleh hipotalamus, sementara TSH (Thyroid stimulating hormone) diproduksi oleh kelenjar pituitari yang terletak di dalam otak. Sama seperti namanya, TSH merupakan hormon yang menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid.

Untuk mengetahui kadar TSH dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan inilah yang disebut sebagai pemeriksaan TSH. Menurut American Thyroid Association (ATA) nilai normal dari TSH berkisar antara 0,4-4 milli unit per liter (mU/l).

Jika Memiliki Nilai TSH yang Tinggi

Jika hasil pemeriksaan TSH melebihi batas nilai normal, maka menunjukan adanya kelainan hipotiroid. Hipotiroid merupakan kondisi ketika kelenjar tiroid tidak cukup memproduksi hormon tiroid yang dibutuhkan tubuh.

Kondisi ini lebih sering dijumpai pada wanita dan pada usia diatas 60 tahun. Pada kondisi hipotiroid, kadar TSH meningkat sehingga dapat memicu produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.

Risiko hipotiroidisme meningkat jika memiliki riwayat keturunan hipotiroidisme, menjalani pengobatan radiasi pada area leher, riwayat menjalani prosedur operasi pada kelenjar tiroid maupun riwayat menjalani terapi radioaktif yodium, riwayat hamil dalam 6 bulan terakhir, serta kurangnya asupan yodium.

Berikut adalah berbagai gejala yang dapat dialami jika menderita hipotiroid, yaitu :

  • Mudah lelah
  • Berat badan bertambah
  • Bengkak pada wajah dan leher
  • Mudah kedinginan
  • Kulit kering
  • Rambut menipis
  • Denyut jantung melambat
  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Gangguan kesuburan
  • Depresi
  • Konstipasi.

Ketika Nilai TSH Rendah

Sebaliknya, apabila nilai TSH melebihi nilai batas ideal maka menunjukan adanya kondisi hipertiroid. Jika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid dalam jumlah berlebih, maka kelenjar pituitari akan mengurangi produksi hormon TSH. Kondisi hipertiroid lebih sering dijumpai pada wanita, serta pada usia diatas 60 tahun.

Resiko hipertiroid meningkat apabila memiliki riwayat penyakit keluarga yang menderita hipertiroid, mengkonsumsi obat atau makanan yang tinggi yodium, memiliki riwayat penyakit lain seperti anemia pernisiosa, diabetes melitus, gangguan kelenjar adrenal; serta riwayat hamil dalam 6 bulan terakhir.

Berikut adalah berbagai gejala yang dapat dialami para penderita hipertiroid, yaitu :

  • Denyut jantung cepat dan tidak teratur
  • Otot melemah
  • Gelisah
  • Gemetaran
  • Sulit tidur
  • Pergerakan usus meningkat
  • Penurunan berat badan
  • Perubahan mood 
  • Pembesaran kelenjar tiroid di leher (disebut “goiter”)

Bagaimana Cara Mendiagnosa Kelainan Tiroid?

Untuk mendiagnosis kelainan kelenjar tiroid, pada umumnya dokter akan bertanya mengenai beberapa hal lalu memeriksa kondisi leher dan menyarankan pemeriksaan hormon tiroid. 

Tatalaksana untuk kondisi hipertiroid maupun hipotiroid bervariasi, dimulai dengan pemberian obat, terapi radioaktif yodium, hingga prosedur operasi. Apabila Anda mengalami gejala seperti disebutkan diatas, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Referensi:

  1. Eske J. TSH levels: What do normal, high, and low levels mean? [Internet]. USA : Medical News Today. 2019 [cited 2021 Oct 27].
  2. Shahid M, Ashraf M, Sharma S. Physiology, Thyroid Hormone. In: Stat Pearls [Internet]. USA : StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Oct 27].
  3. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Hypothyroidism (Underactive Thyroid) [Internet]. UK : National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. [cited 2021 Jan 11].
  4. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Hyperthyroidism (Overactive Thyroid) [Internet]. UK : National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. [cited 2021 Jan 10].
  5. Ross D, Burch H, Cooper D, Greenlee M, Laurberg P, Maia AL, et al. 2016 American Thyroid Association Guidelines for Diagnosis and Management of Hyperthyroidism and Other Causes of Thyrotoxicosis. Thyroid. 2016 Oct;26(10):1343–421.

ID-NONT-00073

Categories: Artikel