Seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan dalam tubuh. Salah satunya adalah menurunnya produksi, metabolisme, dan kinerja hormon tiroid. Menurut penelitian, angka kejadian gangguan tiroid lebih tinggi pada orang yang berusia 65 tahun keatas namun seringkali tidak terdiagnosis akibat gejala yang tidak khas pada lansia.
Gejala gangguan tiroid pada lansia menyerupai gejala penuaan normal, penyakit jantung, gangguan syaraf, maupun penyakit umum lainnya yang kerap dijumpai pada lansia. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa gangguan tiroid dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diagnosis dini dan tatalaksana yang tepat memegang peranan penting untuk mencegah perburukan penyakit.
Jenis Gangguan Tiroid Pada Lansia
Gangguan tiroid bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi hingga lansia. Pada lansia, gangguan tiroid dapat berupa peningkatan hormon tiroid (hipertiroid), maupun rendahnya hormon tiroid (hipotiroid).
Hipertiroid Pada Lansia
Angka kejadian hipertiroid pada lansia berusia 60 tahun keatas, mencapai 0,7-2%. Tingginya hormon tiroid menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh meningkat. Penyebab tersering gangguan hipertiroid pada lansia adalah akibat Penyakit Graves dan Goiter Multinodular. Gejala yang umum dialami penderita hipertiroid adalah :
- Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
- Berdebar
- Sering berkeringat
- Cemas
- Tremor
- Lemah
- Menurunnya nafsu makan.
Namun, pada lansia gejala khas hipertiroid diatas belum tentu ditemukan. Mungkin saja lansia yang menderita hipertiroid hanya merasakan dada berdebar, rasa tidak nyaman di dada saat menaiki tangga, atau timbul gangguan depresi.
Untuk mengatasi gangguan hipertiroid dapat diberikan obat antitiroid dan radioaktif iodin. Prosedur operasi jarang dilakukan pada penderita gangguan hipertiroid lansia karena memiliki risiko yang tinggi. Gejala hipertiroid seperti dada berdebar diatasi dengan menggunakan obat golongan beta blocker.
Selama menjalani terapi, kondisi tubuh lansia akan dipantau dengan baik sebab seringkali muncul penyakit lain yang bersamaan dengan gangguan tiroid seperti gangguan jantung dan pembuluh darah.2 Pemeriksaan serum fT4 umumnya dilakukan kembali dalam 4-6 minggu sejak terapi anti tiroid dimulai.
Hipotiroid Pada Lansia
Gangguan hipotiroid lebih sering ditemukan pada pasien lansia. Sebuah penelitian mengevaluasi lebih dari 25.000 individu di Colorado mengungkapkan bahwa 10% orang pria dan 16% orang wanita berusia 65-74 tahun, serta 16% orang pria dan 21% orang wanita yang berusia 75 tahun ke atas memiliki kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang meningkat diatas batas normal yang menunjukan rendahnya hormon tiroid di dalam tubuh.
Gejala hipotiroid pada lansia sangat tidak spesifik, dengan tingkat keparahan yang tergantung dari derajat hipotiroid. Gejala hipotiroid secara umum, yaitu :
- Kulit kering
- Rambut menipis
- Konstipasi
- Kenaikan berat badan
- Mudah lelah
- Perubahan mood.
Pada usia muda, gejala mungkin dapat terlihat dengan jelas. Namun pada lansia mungkin hanya mengalami sebagian gejala saja, sehingga penderita kurang menyadari bahwa tengah menderita gangguan hipotiroid.
Penanganan pada gangguan hipotiroid adalah dengan pemberian obat tiroksin sintetis, yaitu levothyroxine. Peningkatan dosis obat dilakukan secara bertahap agar tidak membebani kerja jantung dan sistem saraf pusat. Pemeriksaan kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dilakukan secara berkala dan diharapkan mencapai kadar 4-6 mIU/L.
Itulah beberapa hal penting mengenai gangguan Tiroid pada lansia yang perlu kita perhatikan dengan baik. Untuk menegakan diagnosis gangguan tiroid pada lansia tidak mudah, sebab gejala seringkali tersamarkan dengan penyakit lain. Berbagai pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan hormon tiroid, ultrasound, CT-Scan, maupun biopsi mungkin disarankan dokter sesuai dengan kondisi klinis pasien.5 Dengan melakukan deteksi dini dan skrining berkala, gangguan tiroid pada lansia dapat diatasi dengan baik.ID-NONT-00055 Aug 2021