Kelenjar tiroid merupakan kelenjar pada leher yang berfungsi untuk memproduksi hormon tiroid yang berperan dalam mengatur metabolisme tubuh manusia. Penyakit tiroid terjadi jika terdapat kelainan bentuk atau fungsi kelenjar tiroid. Penyakit tiroid bervariasi dari pembesaran kelenjar yang tidak berbahaya sampai keganasan. Kelenjar tiroid yang menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid disebut hipertiroidisme sedangkan yang terlalu sedikit disebut hipotiroidisme.1
Pada akhir Desember 2019, penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ditemukan di kota Wuhan, China dan menular dengan cepat ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyakit COVID-19 ini menimbulkan gejala beragam, dari yang tanpa gejala sama sekali, gejala ringan, gejala berat, bahkan sampai mengancam nyawa.2Individu dengan penyakit penyerta diketahui lebih berisiko terinfeksi dan mengalami gejala berat dari COVID-19.3 Bagaimana dengan gangguan tiroid terhadap risiko infeksi COVID-19? Bagaimana pengaruhnya terhadap sistem imun?
Penyakit tiroid autoimun terhadap risiko infeksi COVID-19
COVID-19 termasuk virus baru, sehingga belum banyak penelitian mengenai dampaknya terhadap penyakit tiroid. Meskipun begitu, sampai sekarang belum ditemukan adanya hubungan antara penyakit tiroid dengan peningkatan risiko infeksi virus secara umum.
Penderita penyakit tiroid autoimun tidak berarti memiliki sistem imun yang lemah (immunocompromised). Sistem imun yang terlibat dalam penyakit tiroid autoimun berbeda dari sistem imun yang bekerja melawan infeksi virus, seperti COVID-19. 4
Kanker tiroid terhadap sistem imun dan risiko infeksi COVID-19
Pasien yang menjalani terapi kanker memang termasuk dalam keadaan immunocompromised. Meskipun demikian, tidak seperti jenis kanker lain, sebagian besar kanker tiroid tidak memerlukan kemoterapi maupun obat-obat lain yang menurunkan sistem imun. Sebagian besar penderita kanker tiroid mendapat obat hormon tiroid yang tidak meningkatkan risiko infeksi COVID-19. Pasien yang sudah menjalani operasi kanker tiroid, baik dengan terapi radioiodin maupun tanpa terapi radioiodin tidak lebih berisiko terinfeksi COVID-19. Pada jenis kanker tiroid yang lebih jarang ditemui, pasien menjalani kemoterapi yang akan meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19 dengan gejala berat. 5,6
Pengobatan tiroid terhadap sistem imun
Baik levotiroksin yang digunakan untuk pengobatan hipotiroidisme maupun karbimazol dan propylthiouracil (PTU) yang digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme tidak mengubah maupun melemahkan sistem imun Anda. Pasien yang terinfeksi COVID-19 dapat tetap melanjutkan pengobatan dengan obat antitiroid kecuali jika didapatkan keadaan agranulositosis, yaitu jumlah sel darah putih granulosit <1.0 x 109/L.4
Pasien dengan penyakit mata tiroid biasanya mengonsumsi steroid dalam dosis yang dapat menurunkan kekebalan tubuh. Beberapa juga mengkonsumsi obat-obat imunosupresif (menurunkan sistem imun) seperti Mycophenolate dan rituximab dalam 9-12 bulan. Obat-obatan tersebut meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19 dengan gejala berat. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter keluarga Anda mengenai hal ini.4
Penyakit tiroid yang belum terkontrol terhadap risiko infeksi
Pasien dengan gangguan tiroid yang belum terkontrol memiliki kadar tiroid yang tidak stabil di dalam tubuhnya walaupun sudah mengkonsumsi obat, sehingga masih menimbulkan berbagai gejala. Jika hal ini terjadi, dokter akan melakukan evaluasi pengobatan dan mengubah dosis obat yang diberikan. Sampai saat ini, belum ada bukti yang mengatakan bahwa pasien dengan gangguan tiroid yang belum terkontrol memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi virus secara umum.4
Berbeda dengan pasien yang belum terkontrol, pasien yang tidak terkontrol, yaitu mereka yang baru saja memulai pengobatan tiroid atau yang tidak mengkonsumsi obat tiroid sesuai anjuran dokter, mungkin memiliki risiko lebih besar terhadap penyakit infeksi. Hal ini terutama pada pasien hipertiroidisme, sehingga sangat dianjurkan untuk melanjutkan terapi untuk menurunkan risiko tersebut.4
Tips menjaga sistem imun untuk penderita gangguan tiroid7
● Mengkonsumsi obat tiroid sesuai anjuran dokter dengan teratur.
● Jika Anda menjalani kemoterapi atau mengonsumsi obat imunosupresif, diskusikan dengan dokter Anda mengenai terapi yang Anda jalani maupun rencana isolasi mandiri.
● Vitamin dan mineral cukup didapatkan dari makanan bergizi seimbang. Penggunaan suplemen vitamin hanya dibutuhkan jika Anda mengalami kekurangan vitamin.
● Menjaga berat badan ideal, makan makanan bergizi, dan berolahraga teratur sambil tetap melakukan physical distancing.